Mata Tertutup (puisi - poem). Mai Văn Phấn. Terjemahan bahasa Indonesia oleh Bambang Kariyawan Ys

Mai Văn Phấn

Terjemahan bahasa Indonesia oleh Bambang Kariyawan Ys

 

 

Bambang Kariyawan Ys

 

 

 

Mata Tertutup

 

Dengan mata tertutup dunia terlihat tak tercemar. Ruang-ruang murni di sekitar menyebar dan berlapis-lapis. Kita melihat diri kita sendiri di masa kanak-kanak memegang lilin terang di dalam gereja. Cahaya lilin mengisi soket mata, mengisi celah-celah diam di tengah dedaunan hijau rahasia. Dengan mata tertutup, hutan terlihat seperti taman. Batang rotan, pakis, dan rerumputan liar membentuk sosok pohon-pohon kuno yang besar. Daun jarum membentuk kanopi besar. Lebah tanah, landak, tupai, dan banteng memiliki bentuk yang serupa… Dan aku tetap diam untuk waktu yang lama dengan mata tertutup. Meskipun firasatku telah memperingatkanku, mereka mencari petunjuk, menerpa angin, ketakutan… Dengan mata tertutup, kita dapat melihat manusia dan segala sesuatu dengan adil dan cahaya yang jelas. Pulpen dan buku, tempat tidur dan laci, pisau dan papan potong, serta sepeda tua memiliki ukuran yang sama. Setiap organ manusia terbuka dengan berbagai mata asing, sementara racun yang diserap tersegel permanen tanpa jalan keluar. Dengan mata tertutup, kamu tidak sebegitu sibuknya seperti saat aku dengan mata terbuka. Tetapi kebisuanmu menghasilkan suara-suara aneh yang bergema, memberi tahu saya bahwa cintamu telah menembus pepohonan, jalan-jalan dan rumah-rumah, taman-taman, ladang-ladang, dan sungai-sungai serta mata air… Mulai sekarang kita tak perlu meragukan apapun sampai kita menutup mata kita selamanya.


 

 

 

 

BAMBANG KARIYAWAN YS

 

Bambang Kariyawan Ys. Kelahiran 9 Mei 1971 di Tanjung Uban – Kepulauan Riau. Penulis aktif sebagai pengurus FLP Wilayah Riau serta bertugas sebagai guru Sosiologi di SMA Cendana Pekanbaru dan saat ini dipercaya menjabat Ketua Redaksi/Penyunting Jurnal Ilmiah Cendekia, Ketua Divisi Kajian Sastra dan Budaya Melayu Riau FLP Wilayah Riau, dan Instruktur Sekolah Menulis Puisi Online Writing Revolution Pekanbaru. Bertempat tinggal di Perumahan Kampung Dalam Lestari Blok EE-11 Simpang Kualu Panam Pekanbaru Riau. HP. 085265437316, bkariyawan@yahoo.com, fb: Bambang Kariyawan. Menamatkan Pasca Sarjana S2 Pendidikan IPS Universitas Negeri Padang.

Hobby membaca dan menulis membawanya meraih catatan prestasi dalam bidang kependidikan antara lain: Penyaji Makalah dalam ICOLACE 2012 di Singapura, Anugerah Sagang 2011 Kategori Penelitian Budaya, Runner Up Green Teacher Riau Pos 2011, Finalis Best Practice Guru 2011, Penyaji dalam MIICEMA 2011 di Bengkulu, Penyaji dalam Simposium Nasional Hasil Penelitian dan Inovasi Pendidikan 2011 di Bali, Penerima Hibah Penelitian Guru Balitbang Kemendiknas 2011, Peringkat 2 Guru Berprestasi Tingkat Kotamadya Pekanbaru, Nominator CikGu Award (Anugerah Pendidikan Riau) 2011, Juara 1 Makalah terbaik dalam Science Competition Expo 2011 di USU Medan, Juara 1 Lomba Guru Kreatif Tingkat Nasional oleh UNIKA Soegijapranata Semarang 2010, Juara 2 Lomba Kreativitas Ilmiah Guru Tingkat Nasional LIPI-AJB 2010, Finalis Lomba Keberhasilan Guru dalam Pembelajaran Tingkat Nasional 2009 dan 2007 dan Penerima Bantuan Sosial Penerbitan Buku Pusat Perbukuan 2009, 2010, 2011 serta Penerima Beasiswa S2 UNIKA Soegijapranata Semarang.

Melejit prestasi kepenulisan sastranya sejak bergabung dengan Forum Lingkar Pena Riau. Beberapa catatan prestasi yang pernah ditorehnya antara lain: Pemenang 2 Lomba Menulis Cerpen dengan Tokoh Utama Pelajar, Pemenang Harapan Utama LMCR Rohto-Raya Kultura 2008-2009, Pemenang Harapan LMCR Rohto-Raya Kultura 2010 dan 2011, Juara 1 Lomba Menulis Cerpen Almadani FISIP Universitas Riau 2010, Pemenang 1 Lomba Menulis Cerpen Majalah Bahana Universitas Riau 2009, Pemenang 1 Menulis Puisi As-Syammil FMIPA Universitas Riau 2009, Pemenang 1 Cipta Puisi Universitas Lancang Kuning 2009, Pemenang 2 Lomba Menulis Puisi Majalah Bahana Universitas Riau 2008. Pernah menjadi peserta undangan dalam Pembinaan Membaca, Menulis, dan Apresiasi Sastra (MMAS) oleh Kemendiknas Dirjen Dikdasmen di Bogor 2010.

Karya-karyanya terhimpun dalam Antologi Cerpen “Lukisan Hujan”, Antologi Cerpen “Mencari Wajah Ibu”, Antologi Cerpen dan Puisi “Dua Warna”, Antologi Cerpen “Titik Nol”, Antologi Cerpen dan Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit, Antologi Puisi “Munajat Sesayat Doa”, Antologi Puisi “Give Spirit for Indonesia”, Antologi Puisi “FLP Se-Sumatera”, Antologi Puisi “LMP Jelang Hari Bumi dan Hari Lingkungan Hidup Earth Day 2011”, Antologi “Puisi Islami”, Antologi Cerpen dan Puisi “Asyiknya Menulis dan Fantasy Fiesta”, Antologi Cerpen “Wajah-Wajah Kayu Bapak” Sekolah Menulis Cerpen Online Writing Revolution, Antologi Cerpen Tokoh Utama Pelajar “Melodi Cinta Putih Abu-Abu”, Antologi Puisi “Kado Puisi untuk Guru”, Antologi Essay Pendidikan “Put Your Heart into Teaching”, Antologi Puisi “Merah Darah Putih Puisi”. Buku”Multikultural: Kado untuk Indonesia”, Buku “Konsepsi Kesultanan Melayu Riau”, dan Buku “Biarkan Pena Bicara”, serta beberapa manuskrip buku pendidikan, novel, antologi cerpen dan puisi yang siap cetak.

Profil dirinya masuk dalam Ensiklopedi Sastra Riau oleh Balai Bahasa Riau. (Sumber: http://www.flpriau.org/2012/03/bambang-kariyawan-ys.html)

 

 

 

Closed Eyes

 

With closed eyes the world appears unpolluted. The surrounding pure spaces are spreading and latticed. We see ourselves in childhood holding a bright candle in the church. The candlelight is filling eye-sockets, filling the hollow immobile gaps amidst secret verdant foliage. With closed eyes the forest resembles a garden. The rattan stems, the ferns and wild grasses take the shape of huge ancient trees. The needle leaves form a large canopy. The earth bee, the porcupine, the squirrel, and the bull are similar shapes… And I stayed motionless for a long time with my eyes closed. Even though my premonition had warned me, they were looking for a clue, fanning the wind, taking fright… With closed eyes we can see people and all things in justice and in a clear light. Pens and books, beds and drawers, knives and chopping boards, and the old bike were of the same size. Each human organ opens up with multiple strange eyes, while the venoms absorbed are permanently sealed up with no way of escape. With closed eyes you are not so busy as when I am with open eyes. But your silence makes queer resounding sounds, telling me that your love has penetrated the trees, the streets and houses, the gardens, the fields, and the rivers and springs… From now on we need not doubt anything until we close our eyes forever

 

(Translated by Nguyễn Tiến Văn. Edited by Susan Blanshard)

 

 

 

 

8 Foto Pemandangan Alam Indonesia Ini, Bikin Kamu Semakin Cinta NKRI.

Pemandangan alam Indonesia

 

 

 

 

BÀI KHÁC

image advertisement
image advertisement
image advertisement




























Thiết kế bởi VNPT | Quản trị