Nyanyian Panen (puisi - poem). Mai Văn Phấn. Terjemahan bahasa Indonesia oleh Fakhrunnas MA Jabbar
Mai Văn Phấn
Terjemahan bahasa Indonesia oleh Fakhrunnas
MA Jabbar
Fakhrunnas MA Jabbar
Nyanyian Panen
Menyebar
cepat, membanjiri timbunan lahan perawan
Kau
jatuhkan bunga liar satu demi satu
membawaku
pergi dari rumah dan taman kecil
Burung-burung
itu membelah ruang yang luas dan meninggalkan garis lintasan tiada akhir
Akarku
menggapai matamu nan hijau
Setiap
tunas menyemburkan kehangatan membasahi pangkuan bumi
dari
nafas yang menjulang langit dari langit kosong yang merajut awan
Mata
jerami membakar tanaman tua
Mengubah
cita-cita dan cakrawala yang hampa
Bumi
menampung semua debu yang terbakar
Musim
baru tiba penuh percaya diri, menggerus dan mengusap segalanya
Ciuman
itu bisu, memancarkan panas dan menghunjam perut bumi
menyentuh
akar-akar bawah tanah penuhi misteri lama
Tanah
subur menyatu dengan fajar menengadah wajah
dengan
tanaman dan pepohonan yang subur
Para
musim mengandung bulir padi yang matang
Guntur
bergemuruh pada biji palem
Perputaran
alluvium segar merangkul serat-serat bumi
kau
tersungkur dan tiba-tiba sungai mengalir deras.
FAKHRUNNAS MA JABBAR
Ir. Fakhrunnas MA Jabbar, M.I.Kom (lahir 18
Januari 1959) adalah sastrawan dan akademikus berkebangsaan Indonesia.
Karya-karyanya berupa esei, cerita pendek, artikel dan puisi yang
dipublikasikan pada sekitar seratus surat kabar/majalah di antaranya Horison,
Panji Masyarakat, Sinar Harapan, Gadis, Pelita, Prioritas, Merdeka, dan Terbit.
Selain itu juga terhimpun dalam sejumlah antologi. Di luar aktivitasnya sebagai
sastrawan, Fakhrunas juga mengajar pada Program Studi Budidaya Perairan,
Fakultas Pertanian, Universitas Riau. Fakhrunas tercatat aktif dalam Gerakan
Puisi Menolak Korupsi dan Komunitas Negeri Poci. Tahun 2019, Dia terpilih
sebagai salah satu penyair yang diundang dalam Pertemuan Penyair Nusantara yang
diikuti oleh para sastrawan enam negara Melayu serumpun; Malaysia, Brunei
Darussalam, Singapura, Indonesia, Thailand, dan Timor Leste.
Latar belakang: Ia
adalah putra dari ulama Buya Mansur Abduk Jabbar dan Hj. Aminsuri Wahidy, juga
sepupu dari sastrawan Hamid Jabbar. Menamatkan SD di Pekanbaru dan SMP/SMA di
Bengkalis. Selain menimba ilmu di sekolah umum, Fakhrunnas juga memperdalam
ilmu agama untuk jenjang Ibtidaiyah di Pesantren MTI Airtis dan jenjang
Tsanawiuah di Pesantren YLPI Bengkalis. Gelar sarjana perikanan diraihnya pada
Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Perikanan Universitas Riau tahun
1985. Sedangkan gelar Magister Ilmu Komunikasi diperolehnya pada Universitas Muhammadiyah
Jakarta (UMJ) tahun 2014. Saat ini dirinya sedang menyelesaikan program Ph. D
Social Science in Communication pada Universiti Selangor (Unisel), Malaysia.
Sejak muda, Fakhrunas sudah menggeluti dunia kesenian, utamanya kesusastraan
berupa esei, cerita pendek, dan puisi yang dipublikasikan di sejumlah media
masa/majalah sastra dan terhimpun dalam berbagai antologi puisi. Di bidang
organisasi, dia memiliki pengalaman luas dalam keorganisasian, seperti
Sekretaris Lembaga Seni Budaya Pemuda KNPI Riau, Sekretaris HSBI Riau, Ketua
Sanggar Seni Dolphin, dan pengurus Komisariat Sastra BKKNI Tingkat I Riau.
Selain mengajar, ia juga pernah menjadi pewarta Panji di Pekanbaru tahun 1988.
Bibliografi: Di
Bawah Matahari (buku puisi bersama Husmu Abadi, 1981). Matahari-Matahari
(kumpulan puisi bersama M. Husnu Abadi, 1982). Menembus Kabut (Buku cerita
anak, BP4 Pusat, Depag, Jakarta, 1983). Di Bawah Merah Putih (Buku cerita anak,
Jskarta, 1981). Bonang si Anak Gerilya (Buku cerita Anak, belum terbit). Menyingkap
Rahasia di Buni Harapan (buku cerita anaj, Depteans RI, 1983). Meditasi
Sepasang Pipa (buku puisi bersama Wahyu Prasetya, Pengantar Emha Ainun Najib,
terbit ternatas, 1987
Pengantar Ilmu Petikanan (bujuvteks, bekum
terbit, 1989). Airmata Barzanji (buku puisi, Pengantar D. Zawawi Imron, Adi
Cita, Yogyakarta, 2003), Sebatang Ceri di Serambi (buku cerpen, Pengantar Harry
Aveling dan Maman S. Mahayana, Yogyakarta, 2006)
Tanah Airku Melayu (buku puisi, 2006).
Menjunjung Marwah Melayu (biografi Soeman Hs, Pemerintah Provinsi Riau). Ongkak
(buku cerpen, Pengantar HM. Rusli Zainal, 2010, Aneuk Mulieng Publishing dan
Rumah Komunikasi). H. Soeman Hs: Bukan Pencuri Anak Perawan (1998). Airmata
Musin Gugur (buku puisi, Siger Publushing/ Tiraskita, Lampung, 2015). Lembayung
Pagi, 30 Tshun Kemudian (buku cerpen, Tiraskita, Pekanbaru, 2017). Airmata Batu
(buku puisi, Basabasi, Yogyakarta, 2017)
Penghargaan: Juara I
Penulisan Puisi-Porseni Tingkat Nasional (1981). Juara Harapan Sayembsra Buku
Cerira Anak se Indonesia BP Pusat, Depag RI (1981). Juara III Penulisan Puisi
se-Indonesia di Yogyakarta (1987). Juara I Penulisan Puisi dengan judul
"Siluet Ungu Tahun 2000" (1984). Mahasiswa Teladan Tingkat Nasional
rahun 1984 utusan Universitas Riau. Juara II Sayembara Buku Anak Transmigrasi
se Indonesia tahun 1987. 10 Besar Sayembara Kritik Sinetron se Indonesia, LPSY,
Yogyakarta tahun 1988. 10 Besar Khatulistiwa Literary Award (KLA) tahun 2006)
utk Buku Cerpen Sebatang Ceri di Serambi (2006). Buku Pilihan Anugerah Sagang utk
buku biografi H. Soeman Hs: Bukan Pencuri Ansk Perawan (1998). Buku Pilihan
Anugerah Sagang utk buku cerpen Sebatang Ceri di Serambi (2007). Seniman/
Budayawan Pilihan Anugerah Sagang tahun 2008. Buku Pilihan Anugerah Sagang
untuk buku puisi Airmata Musim Gugur (2016). 15 Besar Buku Puisi Terbaik Hari
Puisi Indonesia (HPI) tahun 2016. 5 Besar Buku Terbaik Hari Puisi Indonesia
(HPI) tahun 2018.
THE SONG OF
HARVEST
Spreading quickly, overwhelming reclaimed virgin land
You drop one burst of wild flower after another
to whirl me up from the house with its small garden
The birds cut up immense space and leave lines of endless
flight
My roots reach up to your verdant eyes
Every sprout sprays warmth to wet the bosom of earth
from the breathing that transforms the sky
from the empty sky that builds clouds up
The thatch eyes burn up the old crop
To change our vision and the vacant horizon
The earth accepts all burning cinders
The new season comes with self-confidence, grinding and
wiping out all
The kiss is silent, radiating heat and boring into
entrails of earth
touching underground veins swollen with old mysteries
The fertile earth fused with dawn offers up a face
with exuberant plants and trees in profusion
The seasons of resurrection are pregnant with ripe ears
of paddy
The thunder bursts out in the palm seeds
The cycle of fresh alluvium embraces fibres of earth
You bow down and all of a sudden, the river rushes in.
(Translated by Nhat-Lang Le. Edited by
Susan Blanshard)